suara aura



Dengan izin-Nya, bisa diperkenankan mendengar suara-suara angin berbisik. Melihat kalimat demi kalimat dari lembaran terobek. Dan merasakan denyut dari genggaman tangan awan.

Adalah mengapa.

Selalu itu dipertanyakan.
Mengapa tidak diberi pendalaman pada aksara yang nampak saja? Mengapa tidak lebih tau dari suara yang semua orang ulang ulang saja?
Mengapa bukan merasa apa yang orang berusaha rasakan saja?

Panas bertemu air.
Uap mengudara.
Titik titik langit menuntun untuk melihat titipan pesan.

Adalah uluran hati.
Apa kau siap merasa?

Ramadhan, 2024.


Komentar